Pages

Senin, 10 Januari 2011

Pacaran yang Sehat dan Aman

Nggak tau kenapa, semakin lama kok perkembangan para remaja sepertinya kebablasan, apa ini imbas dari kecanggihan teknologi saja atau kurangnya komunikasi dengan ortu, atau gimana ?, aku juga gak paham..., kalau baca-baca di internet, koran, dan ngikutin "gosip- gosip" dari para remaja bin ABG sekarang wih kagetnya bukan kepalang terlebih mereka yang sudah punya gebetan/pacar, gimana gak dag dig dug der wong mereka kalo boncengan sudah kayak suami istri, main belai-belaian tanpa rasa sungkan dan malu, apalagi ditambah hasil Hasil survey Komnas Perlindungan Anak tahun 2008 di 33 propinsi mengenai perilaku seksual remaja masa kini menyebutkan bahwa 97% remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno, 93,7% remaja SMP dan SMA pernah berciuman, meraba alat kelamin atau melakukan oral sex, 62,7% remaja SMP dan SMA tidak perawan lagi dan 21,2% remaja SMP dan SMA pernah melakukan aborsi.

Aku rasa orang tua sudah gak bosen-bosennya ngingetin anak-anaknya untuk pinter2 jaga diri, kasih nasihat jangan pacaran dulu belajar yang pinter dll. Jadi semakin pusing saja menghadapi kenyataan ini, seperti apa sebenanrnya gaya pacaran remaja sekarang, kok bisa-bisanya mereka melakukan free sex meski sudah tau resikonya.....bagaimana menghadapi dan menyadarkan mereka akan free sex yang begini ini?

Gaya pacaran remaja di zaman sekarang telah mengarah pada perilaku yang diluar batas, bisa jadi dari sini mulai muncul masa pacaran yang didalamnya terkait perilaku seks untuk mengisi waktu senggang mereka, dan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan perilaku seks yang tidak semustinya mereka lakukan. Bukankah perilaku seksual adalah perilaku yang muncul oleh karena dorongan seksual. Perilaku seksual bermacam-macam mulai dari bergandengan tangan, pelukan, kissing necking, petting, licking dan sampai berhubungan seksual. Dan perilaku seksual bisa diibaratkan seperti bola salju yang sekali dilepaskan dari atas bukit akan semakin membesar terus dan susah untuk dihentikan.


Bukankah pacaran itu sebenarnya merupakan waktu untuk sepasang individu, untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Pacaran pastinya mempunyai efek dan bias terhadap kehidupan masing-masing. baik secara positif ataupun negatif tergantung bagaimana cara menjalaninya. 
Di dalam proses pacaran kita tidak hanya dituntut untuk mengenali emosi diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Dan yang tak kalah penting adalah bagaimana mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik. Jadi tak bijaksana kalau melakukan kekerasan nonfisik, marah-marah, apalagi mengumpat-umpat orang lain termasuk pacar kita. Tapi bukan dalam arti diam saat timbul masalah, menyelesaikan dengan bijak, bicarakan secara terbuka. Tanpa keterbukaan biasanya akan menimbulkan konflik dalam diri masing-masing yang  kadang bisa mengarah terhadap rutinitas harian dan prestasi belajar ataupun bekerja
Pacaran itu tak mengikat
Artinya, hubungan sosial dengan yang lain harus tetap terjaga. Kalau pagi, siang dan malam selalu bareng bersama pacar, bisa bahaya lho!! Bisa-bisa nggak punya teman. Dan bukan tak mungkin, kita akan merasa asing di lingkungan sendiri. Enggak mau seperti itu kan??Tapi bukan dalam arti hubungan ”bebas” yang sebebas-bebasnya… Tentunya kita harus menghormati apa yang menjadi pegangan serta tujuan dalam berpacaran. Jika status telah mengarah pada ikatan lebih ”serius” (dalam arti penikahan) maka kita harus lebih bijak dalam menjaga kepercayaan untuk mencegah terlukainya perasaan pasangan masing-masing. Membangun kepercayaan merupakan hal yang penting dalam keharmonisan suatu hubungan.


Seks saat Pacaran??? Jangan dulu deh..
Secara biologis, masa remaja merupakan masa perkembangan dari kematangan seksual. Tanpa disadari, pacaran mempengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik bisa memicu keinginan untuk melakukan kontak fisik yang merupakan insting dasar setiap organisme. Apabila diteruskan dapat menjadi tak terkontrol alias kebablasan. Jadi, dalam berpacaran kita harus saling menjaga untuk tak melakukan hal-hal yang berisiko terhadap perkembangan fisik dan mental remaja, salah satunya adalah perilaku seksual. Oleh karena itu, pengendalian diri dalam berpacaran tentunya sangat diperlukan.
Apa saja yang mempengaruhi perilaku seksual remaja?? 
                                                      
Faktor internalBagaimana kita mengekspresikan perasaan, keinginan dan pendapat tentang berbagai macam masalah. Bagaimana menentukan pilihan ataupun mengambil keputusan bukan hal yang mudah. Dalam memutuskan sesuatu, kita harus punya dasar, pertimbangan dan prinsip yang matang
Faktor Eksternal  
Perilaku seks diantara kita juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar. Contohnya :
    • Kemampuan orang terdekat utamanya orang tua dalam mendidik tentunya akan mempengaruhi pemahaman kita mengenai suatu hal, terutama masalah seksual.
    • Agama mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Pemahaman terhadap apa yang diajarkan agama akan mempengaruhi perilaku kita
    • Remaja cenderung banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya sehingga tingkah laku dan nilai-nilai yang kita pegang banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan kita
    • Teknologi informasi yang makin berkembang memudahkan kita mengakses informasi setiap saat. Tetapi, kemajuan teknologi informasi tak selalu membawa pengaruh yang positif. It’s depend on you guys!!!
    Pengaruh buruk pacaran tak sehat apa aja sih??

    • Cedera fisik (memar, luka-luka, dll)
    • Kondisi tubuh lemah; mudah sakit
    • Perasaan tertekan; curiga yang berlebihan; bingung
    • Kehilangan teman; merasa asing dilingkungan sendiri
    • Terkena penyakit menular seksual (PMS)
    • Kehamilan tidak diinginkan (KTD); aborsi; pernikahan dini
    • HIV/AIDS
    • Stress yang parah; gila; keinginan bunuh diri
    • Meninggal dunia

    Pacaran yang sehat
    Jika tak ingin pacaran tak sehat terjadi pada dirimu maka beberapa hal yang perlu kalian resapi dan pertimbangkan diantaranya:
    • Kasih sayang, setia
    • Jangan melakukan tindakan kekerasan
    • Luangkan waktu untuk bergaul dengan teman-teman
    • Jangan sakiti perasaan pasangan; jangan cemburu yang berlebih
    • Jangan menghabiskan waktu seharian berdua saja apalagi di tempat-tempat sepi
    • Lakukan kegiatan-kegiatan positif bersama seperti belajar, berolahraga, dan sembahyang bersama
    • Hindari buku-buku, majalah, gambar-gambar, video yang isinya seputar seks. Karena sekali dan sekilas saja kita melihat gambar, video atau cerita seks tersebut bakal ‘terekam tak pernah mati’ di pikiran dan akan timbul keinginan untuk mengulangi ataupun mempraktekkannya
    • Pengendalian diri untuk tidak berbuat diluar batas ketika sedang kontak fisik dengan pasangan
    • Jangan pernah mengatasnamakan hubungan seks sebagai bukti cinta kalian (cinta tak sama dengan seks).

    Menjaga hubungan pacaran supaya tetap awet dan aman  pasti harus punya prinsip. Artinya, segala sesuatu yang akan dilakukan ada dasar dan jelas tujuannya. Dalam pacaran, bukan tak mungkin ada perbedaan prinsip, beda batasan tentang apa yang boleh dan tak boleh dilakukan. Sesuatu yang wajar pastinya, asalkan bisa tetap saling menghargai. Tiap orang punya hak untuk bicara terbuka termasuk mengungkapkan prinsip masing-masing. Sikap saling pengertian sangat diperlukan dalm proses ini. Mengungkapkan prinsip yang kita pegang akan berpengaruh pada penerimaan orang lain. Maksud dan keinginan kita akan sulit diterima dan dimengerti orang lain kalau kita tak bisa mengkomunikasikannya dengan baik.Mudah-mudahan coretan ini bisa membantu mereka-mereka yang masih dalam kondisi STORM and STRESS dan kedepannya bisa sukses untuk mewujudkan cita-cita dan cintanya.



    1 komentar: